Minggu, 23 November 2008

Kritik wawancara Kick!andi

Kick!andi

Nama : Vyfi Anggraini
NIM : 915070139
Dosen : Pak. Bambang Wisudo


Tugas : Dasar-dasar Jurnalistik ( mengkritik interview )

Talkshow : Acara Kick!Andy ( tentang Desa Bagendit )


Tidak Ada Kata Menyerah

Pak Yayan adalah seorang kepala desa, Ia diundang di acara Kick!andy untuk menceritakan tentang Desanya yaitu Desa Bagendit. Warga desa dibudayakan untuk menaruh beras dan uang seratus rupiah seadanya pada sebuah temnpat kecil, lalu uang yang dikumpulkan tersebut akan digunakan untuk swadaya desa tersebut, seperti listrik, pembangunan-pembangunan, dan sebagainya yang digunakan untuk kepentingan masyarakat desa.
Warga Desa Bagendit menamai kegiatan tersebut sebagai gesit yaitu “ Gerakan seratus rupiah “ yang menarik dari talkshow ini adalah bagaimana Desa Bagendit ini dapat mengelola warganya untuk membudayakan diri demi kepentingan warga bersama hanya dengan seratus perak dan sedikit beras setiap harinya.

Kritik saya terhadap interview antara Kick!andy & Barrack Obama, yaitu :
- Kick lebih banyak berbicara dan menjelaskan dibanding Pak. Yayan,
- Kick terlalu banyak membantu Yayan dalam Menjelaskan jawabannya.
- Kick terkesan lebih menonjol daripada Yayan.
- Banyak pertanyaan yang Kick lontarkan kepada Yayan, sehingga Kick lebih
Terlihat lebih dominan.
- Pertanyaan dari Kick terkesan berturut-turut dan menimbulkan jawaban Ya atau Tidak, jawaban singkat bukanlah langkah yang baik dalam melakukan wawancara.
- Ketika Yayan ingin menjawab pertanyaan dari Kick, Kick memotong pembicaraan Yayan, dari segi etika ini merupakan hal yang melanggar etika kesopanan dalam wawancara.


Kelebihan dari talkshow Kick!andy, yaitu :
- Kick berhasil melakukan interaksi yang menyentuh hati para penonton untuk
Berbuat hal yang sama dengan Desa Bagendit
- Dari wawancara Kick!andy tersebut, para audience merespon dengan baik, dengan adanya pertanyaan-pertanyaan dari para penonton.




Acara Talkshow Kick!andy pada hari Senin, 6 Oktober 2008

Tidak ada komentar: